Latek, 1 Desember 2019
APAKAH IPAL KOMUNAL ITU?
IPAL atau Instalasi Pengolahan Air Limbah
adalah sarana untuk mengolah limbah cair (limbah dari WC, dari air cuci/kamar
mandi). Yang akrab bagi masyarakat adalah IPAL untuk limbah WC lebih
dikenal dengan sebutan septik tank.
IPAL bisa dibangun secara pribadi atau
digunakan untuk satu keluarga/bangunan dan dioperasikan sendiri. Bisa juga satu
IPAL digunakan bersama-sama atau komunal
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) secara komunal dapat digunakan untuk pengelolaan limbah cair di pemukiman padat penduduk, kumuh, dan rawan sanitasi. 1 IPAL untuk mengolah tinja dan air limbah dari 25-30 rumah. Setelah dilakukan proses pengolahan kemudian air dialirkan untuk dapat masuk ke sumur resapan
Komponen IPAL Komunal terdiri dari unit
pengolah limbah, jaringan perpipaan (bak kontrol & lubang perawatan) dan
sambungan rumah tangga. Unit pengolah limbah ada yang terletak jauh dari
lokasi warga pengguna IPAL Komunal ada juga yang berlokasi di lokasi pemukiman
warga.
MENGAPA HARUS ADA IPAL
Selama manusia hidup & beraktivitas, maka
akan menghasilkan kotoran/limbah, yaitu:
·
Limbah padat atau sampah
·
Limbah cair: air limbah
dari wc atau kamar mandi & cucian.
Air limbah atau air buangan tidak bisa dibuang
begitu saja, seperti halnya limbah padat atau sampah yang juga tidak bisa
dibuang sembarangan. Meskipun kelihatannya air limbah bisa langsung meresap ke
dalam tanah atau mengalir di sungai, air limbah rumah tangga sebenarnya juga
merupakan limbah yang merusak lingkungan hidup.
Air limbah yang seharusnya diolah dulu sebelum
dibuang ke sungai atau air tanah meliputi: limbah wc, limbah cuci, dan
limbah khusus misalnya industri rumah tangga (tahu, tempe, sablon, dll) atau
ternak (sapi, kambing, babi dll).
APA AKIBATNYA BILA TIDAK ADA
IPAL
Dampak Dari Segi
Kesehatan, Air limbah yang
berasal WC mengandung bakteri E.Colli yang menyebabkan penyakit perut seperti
typhus, diare, kolera. Bila tidak diolah secara memadai, limbah WC bisa
merembes ke dalam sumur (apalagi bila jarak sumur dan septik tank dekat,
seperti yang terjadi di daerah padat). Bila air sumur tersebut dimasak, bakteri
akan mati – tetapi bakteri tetap dapat menyebar melalui proses cuci piring,
mandi, gosok gigi, wudhu yang menggunakan air sumur tanpa dimasak.
Bila limbah dibuang langsung ke sungai, air
sungai yang mengandung bakteri akan menyebar lebih luas lagi. Limbah cucian
atau limbah industri yang dibuang begitu saja dapat menjadi sarang nyamuk DB,
lalat dan lainnya.
Dampak Dari Segi Lingkungan, Jenis limbah tertentu, seperti limbah
cuci mengandung bahan kimia deterjen yang dapat mempengaruhi keasaman/pH tanah.
Limbah dengan kandungan bahan kimia yang dibuang ke sungai dapat mematikan
tumbuhan dan hewan tertentu di sungai. Dalam jangka waktu panjang dapat merusak
ekologi sungai secara keseluruhan.
Dampak Dari Segi
Estetika, Seperti hal-nya limbah
padat, air limbah yang tidak diolah dapat menimbulkan masalah bau dan
pemandangan tidak sedap.
BAGAIMANA MENGOLAH LIMBAH
Dulu jumlah penduduk dunia tidak sebanyak
sekarang sehingga jarak antar rumah tidak terlalu berdekatan. Begitu pula jarak
antara sumur dan WC. Limbah kimia juga nyaris tidak ada. Sehingga air sumur
bahkan cukup aman untuk diminum langsung. Saat ini bumi kita sudah tidak
mampu lagi mengolah kotoran/limbah yang sudah bermacam jenisnya (terkontaminasi
bahan kimia) dan jumlahnya banyak. Diperlukan upaya manusia untuk mengolah air
limbah dengan benar sehingga tdak mencemari air tanah dan lingkungan.
Mengolah air limbah bisa dilakukan dengan
cara:
- Sendiri/individual sehingga perlu septik tank sendiri. Konsekuensinya adalah biaya sendiri dan lahan harus luas karena tidak bisa dekat dengan sumur)
- Bersama-sama/komunal. Biaya ditanggung bersama dan lebih ringan, menghemat lahan serta septik tank yang dibangun bersama akan ditanggung bersama untuk pemeliharaan ataupun jika ada kerusakan
IPAL KOMUNAL YANG SEPERTI APA?
Yang tepat guna: hemat biaya, hemat lahan,
mudah dioperasikan, hemat perawatan, hasil buangan tidak mencemari lingkungan.
IPAL Komunal seperti itu bisa dibangun jika:
· Ada kebutuhan masyarakat
· Ada kemauan serta
komitmen untuk membangun & merawat IPAL (kemauan seperti butuh IPAL karena
ingin lingkungan sekitar sehat serta adanya komitmen untuk biaya/tenaga ketika
membangun dan merawat IPAL yang telah di bangun)
· Ada pihak luar yang
memberikan dukungan. Dalam hal ini pemerintah memberikan dukungan moral serta
dana. Sementara dari lembaga swadaya masyarakat bisa memberikan dukungan
teknis, dukungan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dimulai dari tahap
perencanaan, pembiayaan, pembangunan, operasi serta perawatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar